Senin, 23 Januari 2012

Anemia Hemolitik Autoimun

        Anemia Hemolitik Autoimun merupakan anemia hemolitik yang  timbul karena terbentuknya autoantibodi terhadap eritrosit sendiri sehingga menimbulkan destruksi (hemilisis) eritrosit. 
            Ada pula yang menyebutkan bahwa anemia hemolitik ini merupakan suatu kelainan terhadap antibodi terhadap eritrosit sehingga umur eritrosit memendek. Yang dalam keadaan normal, sel darah merah mempunyai waktu hidup 120 hari.
       Ada jenis lain kekebalan hemolitik anemia di mana penyebabnya dapat menyebabkan penyakit sekaligus jadi dasar pengobatan. Awal penyakit ini sangat cepat dan sangat serius. Penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui.
           Anemia hemolitik auttoimun dibedakan dalam dua jenis utama, yaitu anemia hemolitik antibodi hangat(paling sering terjadi) dan anemia hemolitik antibodi dingin.

Anemia Hemolitik Antibodi Hangat.
               Anemia Hemolitik Antibodi Hangat adalah suatu keadaan dimana tubuh membentuk autoantibodi yang bereaksi terhadap sel darah merah pada suhu tubuh. Autuantibodi ini melapisi sel darah merah yang kemudian dikenalinya sebagai benda asing dan dihancurkan oleh sel perusak dalam limpa atau kadang dalam hati dan sumsum tulang.
           Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita. Sepertiga penderita anemia jenis ini menderitasuatu penyakit tertentu (misal limfoma, leukimia atau penyakit jaringan ikat, terutama lupus eritematosus sistemik) atau telah mendapatkan obat tertentu, terutama metildopa. Gejalanya seringkali lebih buruk daripada yang diperkirakan, mungkin karena anemianya berkembang sangat cepat. Limpa biasanya membesar, sehingga bagian perut atas sebelah kiri bisa terasa nyeri atau tidak nyaman.
            Pengobatan tergantung dari penyebabnya. Jika penyebabnya tidak diketahui, diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) dosis tinggi, awalnya melalui intravena, selanjutnya per-oral (ditelan). Sekitar sepertiga penderita memberikan respon yang baik terhadap pengobatan tersebut. Penderita lainnya mungkin memerlukan pembedahan untuk mengangkat limpa, agar limpa berhenti menghancurkan sel darah merah yang terbungkus oleh autoantibodi. Pengangkatan limpa berhasil mengendalikan anemia pada sekitar 50% penderita. Jika pengobatan ini gagal, diberikan obat yang menekan sistem kekebalan (misalnya siklosporin dan siklofosfamid).
             Tranfusi darah dapat menyebabkan masalah pada penderita anemia hemolitik autoimun. Bank darah mengalami kesulitan dalam menemukan darah yang tidak bereaksi terhadap antibodi, dan tranfusinya sendiri dapat merangsang pembentukan lebih banyak lagi antibodi.

Anemia Hemolitik Antibodi Dingin.
         Anemia Hemilitik Antibodi dingin adalah suatu keadaan dimana tubuh membentuk autoantibodi yang bereaksi terhadap sel darah merah dalam suhu ruangan atau dalam suhu yang dingin. Anemia jenis ini dapat berbentuk akut atau kronik. Bentuk yang akut sering terjadi pada penderita infeksi akut, terutama pneumonia tertentu atau mononukleosis infeksiosa. 
     Bentuk akut biasanya tidak berlangsung lama, relatif lebih ringan dan menghilang tanpa pengobatan. Bentuk yang kronik lebih sering terjadi pada wanita, terutama penderita rematik atau artritis yang berusia diatas 40 tahun. Bentuk yang kronik ini biasanya menetap sepanjang hidup penderita, tetapi sifatnya ringan dan kalaupun ada, hanya menimbulkan sedikit gejala.
        Cuaca dingin akan menimbulkan penghancuran sel darah merah, memperburuk nyeri sendi dan bisa menyebabkan kelelahan dan sianosis (tampak kebiruan) pada tangan dan lengan. Penderita yang tinggal di daerah bersuasa singin memiliki gejala yang lebih berat dibandingkan dengan penderita yang tinggal di iklim hangat. 
      Diagnosis ditegakkan jika pada pemeriksaan laboratorium ditemukan antibodi pada permukaan sel darah merah yang aktif pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh. Tidak ada pengobatan khusus, pengobatan ditujukan untuk mengurai gejala-gejalanya. Bentuk akut yang berhubungan dengan infeksi akan membaik dengan sendirinya dan jarang menyebabkan gejala yang serius. Menghidari cuaca dingin bisa mengendalikan bentuk yang kronik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar